Teori yang melandasi pengembangan kreativitas dapat
dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Teori
Psikoanalisis
Pribadi kretif dipandang sebagai
seorang yang pernah mengalami traumatis, yang dihadapi dengan memunculkan
gagasan-gagasan yang disadari dan tidak disadari bercampur menjadi pemecahan
inovatif dari trauma. Teori ini terdiri dari:
a.
Teori Freud
Freud
menjelaskan proses kretif dari mekanisme pertahanan (defence mechanism). Freud
percaya bahwa meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan
kreatif, mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama kreativitas karena
kebutuhan seksual tidak dapat dipenuhi, maka terjadi sublimasi dan merupakan
awal imajinasi. Macam mekanisme pertahanan:
- Represi - regresi
-
Konpensasi - Proyeksi
-
Sublimasi - Pembentukan
reaksi
-
Rasionalisasi - Pemindahan
- Identifikasi - Kompartementalisasi
- Introjeksi
b.
Teori Ernst Kris
Erns Kris
(1900-1957) menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi seiring
memunculkan tindakan kreatif. Orang yang kreatif menurut teori ini adalah
mereka yang paling mampu “memanggil” bahan dari alam pikiran tidak sadar.
Seorang yang kreatif tidak mengalami hambatan untuk bias “seperti anak” dalam
pemikirannya. Mereka dapat mempertahankan “sikap bermain”
mengenai masala-masalah serius dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka m
ampu malihat masalah-masalah dengan cara yang segar dan inovatif, mereka
melakukan regresi demi bertahannya ego (Regression in The Survive of The Ego)
c.
Teori Carl Jung
Carl Jung
(1875-1967) percaya bahwa alam ketidaksadaran (ketidaksadaran kolektif)
memainkan peranan yang amat penting dalam pemunculan kreativitas tingkat
tinggi. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbil penemuan, teori, seni dan
karya-karya baru lainnya.
2. Teori Humanistik
Teori Humanistik melikat
kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Teori
Humanistik meliputi:
A.
Teori Maslow
Abraham Maslow
(1908-1970) berpendapat manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi
nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan tersebut adalah:
·
Kebutuhan fisik/biologis
·
Kebutuhan akan rasa aman
·
Kebutuhan akan rasa dimiliki (sense of
belonging) dan cinta
·
Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri
·
Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri
·
Kebutuhan estetik
Kebutuhan-kebutuhan tersebut
mempunyai urutan hierarki. Keempat Kebutuhan pertama disebut kebutuhan
“deficiency”. Kedua Kebutuhan berikutnya (aktualisasi diri dan estetik
atau transendentasi) disebut kebutuhan “being”. Proses perwujudan diri erat
kaitannya dengan kreativitas. Bila bebas dari neurosis, orang yang
mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya pada yang hakiki. Mereka
mencapai “peak experience” saat mendapat kilasan ilham (flash of insight)
B.
Teori Rogers
Carl Rogers (1902-1987) tiga
kondisi internal dari pribadi yang kreatif, yaitu:
1.
Keterbukaan terhadap pengalaman
2.
Kemampuan untuk menilai situasi patokan pribadi
seseorang (internal locus of evaluation)
3.
Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain”
dengan konsep-konsep.
Apabila seseorang memiliki ketiga
cirri ini maka kesehatan psikologis sangat baik. Orang tersebut diatas akan
berfungsi sepenuhnya menghasilkan karya-karya kreatif, dan hidup secara
kreatif. Ketiga cirri atau kondisi tersebut uga merupakan dorongan dari dalam
(internal press) untuk kreasi.
3. Teori
Cziksentmihalyi
Ciri pertama yang memudahkan
tumbuhnya kreativitas adalah Predisposisi genetis (genetic predispotition).
Contoh seorang yang system sensorisnya peka terhadap warna lebih mudah menjadi
pelukis, peka terhadap nada lebih mudah menjadi pemusik.
a)
Minat pada usia dini pada ranah tertentu
Minat menyebabkan seseorang terlibat secara
mendalam terhadap ranah tertentu, sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan
kreativitas.
b)
Akses terhadap suatu bidang
Adanya sarana dan prasarana serta adanya
pembina/mentor dalam bidang yang diminati sangat membantu
pengembangan bakat.
c)
Access to a field
Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi
dengan teman sejawat + tokoh-tokoh penting dalam bidang yang digeluti,
memperoleh informasi yang terakhir, mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan
pakar-pakar dalam b idang yang diminati sangat penting untuk mendapatkan
pengakuan + penghargaan dari orang-orang penting.
Orang-orang kreatif ditandai adanya kemampuan mereka yang
luar biasa untuk menyesuaikan diri terhadap hampir setiap situasi dan untuk
melakukan apa yang perlu untuk mencapau tujuannya.
Ciri-ciri Kepribadian Kreatif menurut Csikszentmihalyi
Csikszentmihalyi mengemukakan 10
pasang cirri-ciri kepribadian kreatif yang seakan-akan paradoksal tetapi saling
terpadu secara dialektis.
- Pribadi kreatif mempunyai kekuatan energi fisik yang memungkinkan mereka dapat bekerja berjam-jam dengan konsentrasi penuh, tetapi mereka juga bias tenang dan rileks, tergantung situasinya.
- Pribadi kretaif cerdas dan cerdik tetapi pada saat yang sama mereka juga naïf. Mereka nampak memilliki kebijaksanaan (wisdom) tetapi kelihatan seperti anak-anak (child like). Insight mendalam nampak bersamaan dalam ketidakmatangan emosional dan mental. Mampu berfikir konvergen sekaligus divergen.
- Ciri paradoksal ketiga berkaitan dengan kombinasi sikap bermain dan disiplin.
- Pribadi kreatif dapat berselang-seling antara imajinasi dan fantasi, namun tetap bertumpu pada realitas.
- Keduanya diperlukan untuk dapat melepaskan diri dari kekinian tanpa kehilangan sentuhan masa lalu.
- Pribadi kreatif menunjukkan kecenderungan baik introversi maupun ekstroversi.
- Orang kreatif dapat bersikap rendah diri dan bangga akan karyanya pada saat yang sama
- Pribadi kreatif menunjukkan lecenderungan androgini psikoogis, yaitu mereka dapat melepaskan diri dari stereotip gender (maskulin-feminin)
- Orang kreatif cenderung mandiri bahkan suka menentang (passionate) bila menyangkut karya mereka, tetapi juga sangat obyektif dalam penilaian karya mereka
- Sikap keterbukaan dan sensitivitas orang kreatif sering menderita, jika mendapat banyak kritik dan serangan, tetapi pada saat yang sama ia merasa gembira yang luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar