Sabtu, 14 Oktober 2017

Cara Mengatasi Kendala dalam Menghadapi Proses Pengembangan Kreativitas dan Bakat

Faktor-faktor yang menghambat Kreativitas

Menurut Munandar (2009) terdapat beberapa hal yang dapat menghambat pengembangan kreativitas yaitu: 
  • Evaluasi, menekankan salah satu syarat untuk memupuk kreativitas konstruktif ialah bahwa pendidik tidak memberikan evaluasi atau paling tidak menunda pemberian evaluasi sewaktu anak sedang asyik berkreasi. 
  • Hadiah, pemberian hadiah dapat merubah motivasi intrinsik dan mematikan kreativitas. 
  • Persaingan (kompetisi), persaingan terjadi apabila siswa merasa bahwa pekerjaannya akan dinilai terhadap pekerjaan siswa lain dan bahwa yang terbaik akan menerima hadiah. Hal ini dapat mematikan kreativitas. 
  • Lingkungan yang membatasi 

Kendala lain yang juga diungkapkan oleh Munandar yaitu: 
1)  Kendala dari rumah 
Menurut Amabile (dalam Munandar, 2009) lingkungan keluarga dapat menghambat kreativitas anak dengan tidak menggunakan secara tepat empat pembunuh kreativitas yaitu evaluasi, hadiah, kompetisi dan pilihan atau lingkungan yang terbatas. 

2)  Kendala dari sekolah 
Ada beberapa hal yang dapat menghambat kreativitas antara lain: 
  • Sikap guru, tingkat motivasi instrinsik akan rendah jika guru terlalu banyak mengontrol, dan lebih tinggi jika guru member lebih banyak otonomi. 
  • Belajar dengan hafalan mekanis, hal ini dapat menghambat perkembangan kreativitas siswa karena materi pelajaran hanya cocok untuk menjawab soal pilihan ganda bikan penalaran. 
  • Kegagalan, semua siswa pernah mengalami kegagalan dalam kegagalan mereka tetapi frekuensi kegagalan dan cara bagaimana hal itu ditafsirkan mempunyai dampak nyata terhadap motivasi intrinsic dan kreativitas. 
  • Tekanan akan konformitas, anak-anak usia sekolah dapat saling menghambat kreativitas mereka dengan menekankan konformitas. 
  • Sistem sekolah, bagi anak yang memiliki minat-minat khusus dan kreativitas yang tinggi sekolah bisa sangat membosankan. 
3)  Kendala konseptual 
Adams (dalam Munandar, 2009) menggunakan istilah  conceptual blocks yaitu dinding mental yang merintangi individu dalam pengamatan suatu masalah serta pertimbangan  cara-cara pemecahannya. Kendala itu memiliki dua sifat yaitu eksternal dan internal. 

a. Kendala yang bersifat eksternal antara lain: 
1) Kendala kultural, menurut Adams (Munandar, 2009) ada beberapa contoh kendala kultural yaitu: 
·         Berkhayal atau melamun adalah membuang-buang waktu. 
·         Suka atau sikap bermain hanyalah cocok untuk anak-anak. 
·         Kita harus berpikir logis, kritis, analitis dan tidak mengandalkan pada perasaan dan firasat. 
·         Setiap masalah dapat dipecahkan dengan pemikiran ilmiah dan dengan uang yang banyak. 
·         Ketertarikan pada tradisi. 
·         Adanya atau berlakunya tabu. 


2) Kendala lingkungan dekat (fisik dan sosial), contoh kendala lingkungan dekat: 
·         Kurang adanya kerja sama dan saling percaya antara anggota keluarga atau antara teman sejawat. 
·         Majikan (orang tua)  yang otokrat dan tidak terbuka terhadap ide-ide bawahannya (anak). 
·         Ketidaknyamanan dalam keluarga atau pekerjaan. 
·         Gangguan lingkungan, keributan atau kegelisahan. 
·         Kurang adanya dukungan untuk mewujudkan gagasan-gagasan. 


b. Kendala yang bersifat internal antara lain: 
1) Kendala perceptual, kendala perceptual dapat berupa: 
·         Kesulitan untuk mengisolasi masalah. 
·         Kecenderungan untuk terlalu membatasi masalah. 
·         Ketidakmampuan untuk melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang. 
·         Melihat apa yang diharapkan akan  dilihat, pengamatan stereotip memberi label terlalu dini. 
·         Kejenuhan, sehingga tidak peka lagi dalam pengamatan. 
·         Ketidakmampuan untuk menggunakan semua masukan sensoris. 
2) Kendala emosional, kendala ini mewarnai dan membatasi bagaimana kita melihat, dan bagaimana kita berpikir tentang suatu masalah. Sebagai contoh: 
·         Tidak adanya tantangan, masalah tersebut tidak menarik perhatian kita. 
·         Semangat yang berlebih, terlalu bermotivasi untuk cepat berhasil, hanya dapat melihat satu jalan untuk diikuti. 
·         Takut membuat kesalahan, takut gagal, takut mengambil resiko. 
·         Tidak tenggang rasa terhadap ketaksaan  (ambiguity)  kebutuhan yang berlebih akan keteraturan dan keamanan. 
·         Lebih suka menilai gagasan, daripada member gagasan. 
·         Tidak dapat rileks atau berinkubasi. 
3) Kendala imajinasi, hal ini menghalangi kebebasan dalam menjajaki dan memanipulasi gagasan-gagasan. Contoh: 
·         Pengendalian yang terlalu ketat terhadap alam pra-sadar atau tidak sadar. 
·         Tidak memberi kesempatan pada daya imajinasi. 
·         Ketidakmampuan untuk membedakan realitas dari fantasi. 
4) Kendala intelektual, hal ini timbul bila informasi dihimpun atau dirumuskan secra tidak benar. Contoh: 
·         Kurang informasi atau informasi yang salah. 
·         Tidak lentur dalam menggunakan strategi pemecahan masalah. 
·         Perumusan masalah tidak tepat. 

5) Kendala dalam ungkapan, misalnya: 
·         Keterampilan bahasa yang kurang untuk mengungkapkan gagasan. 
·         Kelambatan dalam ungkapan secara tertulis. 
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kendala yang dapat menghambat kreativitas terdiri dari  kendala dari rumah, kendala dari sekolah dan kendala konseptual. 


Psikologi Abraham Maslow menemukan bahwa bakat yang terlahir dalam diri seseorang pada suatu saat akan timbul sebagai suatu kebutuhan, dan perlu mendapatkan perhatian serius. Karena itulah, bakat perlu perhatian serius dan jangan dianggap remeh. Bila bakat seorang anak diperhatikan dengan serius, akan sangat baik demi kemajuan masa depannya. Apalagi bila si anak anak sudah dibimbing pengembangan bakatnya sejak kecil. Sebagai guru yang bertanggung jawab untuk perkembangan bakat sang anak. Harus mengetahui hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk pengembangan bakat anak.
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan bakat sang anak :


1.       Perhatian
Setiap individu adalah unik karena itu setiap bakat perlu memperoleh perhatian khusus. Sistem pendidikan yang menggunakan pola penyeragaman kurang baik untuk digunakan. Cernatilah berbagai kelebihan, ketrampilan dan kemampuan yang tampak menonjol pada anak.

2.       Motivasi
Bantu anak dalam meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya agar anak lebih percaya diri. Dan tanamkanlah rasa optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya

3.       Dukungan
Dukungan sangat penting bagi anak, selalu beri dukungan terhadap mereka dan yakinkan mereka untuk tekun, ulet dan latihan terus menerus. Selain itu dukunglah anak untuk mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam mengembangkan bakatnya.

4.       Pengetahuan
Perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan, serta pengalaman di bidang tersebut

5.       Latihan
Latihan terus menerus sangat baik untung perkembangan bakat anak agar bakat yang dipunya oleh anak lebih matang. Alangkah baiknya bila anak diikutsertakan dengan ekstra kurikuler atau beri kegiatan yang lebih agar anak bisa terus latihan dengan bakatnya tersebut.

6.       Penghargaan
Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukan anak.

7.       Sarana
Sediakan fasilitas atau sarana yang menunjang dengan bakat anak.

8.       Lingkungan
Lingkungan juga ikut mempengaruhi perkembangan bakat anak. Karena itu usahakan anak selalu dekat dengan lingkungan yang mendukung bakat anak

9.       Kerjasama
Kerja sama antara orang tua, guru maupun anak sangat diperlukan mengingat waktu anak di sekolah hanya sedikit dan waktu yang anak luangkan di rumah lebih banyak

10.   Teladan yang baik
Mengingat sikap anak yang selalu meniru, maka teladan yang baik sangat diperlukan. Misalnya kenalkan anak pada sosok Taufik Hidayat bila anak berbakat dalam bidang bulu tangkis, Utut Adianto bila anak berbakat dalam bidang catur dsb.

Cara Mengembangkan Bakat pada seseorang adalah sebagai berikut:

1)      Mengikuti Kegiatan
Di kampus telah banyak kegiatan-kegiatan bagi para mahasiswa. Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa selain hanya memperoleh pengalaman dari materi di perkuliahan tetapi juga dapat memperoleh berbagai pengalaman dari kegiatan-kegiatan yang diikuti. Selain itu dengan adanya kegiatan di kampus juga dapat membantu mengembangkan bakat yang dimiliki oleh mahasiswa, sehingga walaupun telah menjadi mahasiswa bakat yang dimiliki tetap terlatih dan terus berkembang. Sehingga untuk para mahasiswa yang merasa memiliki bakat atau ingin menemukan bakatnya bisa melalui kegiatan-kegiatan di kampus.

2)      Percaya Diri
Ketika seseorang memiliki bakat ia harus memiliki keberanian untuk menunjukkan dan mengembangkan bakat tersebut. Karena dengan menunjukkan bakat yang dimiliki kepada orang lain, orang lain dapat memberikan pendapat mereka tentang bakat yang kita miliki sehingga kita dapat terus memperbaiki dan meningkatkan bakat yang kita miliki.

3)      Meminta Dukungan Orang Terdekat
Dalam mengembangkan bakat kita bisa meminta dukungan orang-orang terdekat kita, seperti orang tua dan teman-teman kita. Dengan meminta dukungan dari orang-orang terdekat kita, mereka bisa memberikan semangat untuk kita agar kita lebih baik dalam mengembangkan bakat yang kita miliki.

4)      Bekerja Sama dengan Orang yang Memiliki Bakat yang Sama
Saat bertemu dengan orang yang memiliki bakat yang sama dengan kita dan kita merasa cocok dengan orang tersebut, kita dapat saling bertukar ilmu, pengalaman dan pengetahuan tentang bakat kita. Sehingga kita dapat mengembanhkan bakat yang kita miliki dengan orang yang tepat.

Cara mengembangkan minat
Minat sering dihubungkan dengan keinginan atau ketertarikan terhadap sesuatu yang datang dari dalam diri seseorang tanpa ada paksaan dari luar.   Pada kamus besar bahasa indonesia minat adalah kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah,  keinginan (KBBI, 2008;916). Pada blog aulia rahman, Minat adalah suatu proses yang tetap untuk memperhatikan dan menfokuskan diri pada sesuatu yang diminatinya dengan perasaan senang dan rasa puas ( Hilgar & Slameto ; 1988 ; 59). Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pikiran tertentu. (Maprare dan Slameto; 1988; 62). Minat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik, karena itu guru berkewajiban untuk menumbuhkan minat belajar siswanya. Yang dapat dilakukan guru adalah sebagai berikut:
a.       Memahami kebutuhan anak didik dan berupaya melayani kebutuhan mereka.
b.      Jangan memaksa anak didik untuk tunduk pada kemauan guru
c.       Memberikan informasi pada anak didik mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu.
d.      Menjelaskan kegunaan materi pelajaran untuk masa yang akan datang.
e.      Menghubungkan materi pelajaran dengan peristiwa yang kontektual.


Cara Mengembangkan Bakat dan Minat

A.    Perlu Keberanian
                  Keberanian membuat kita mampu menghadapi tantangan atau hambatan, baik yang bersifat fisik dan psikis maupun kendala-kendala sosial atau yang lainnya. Keberanian akan memampukan kita melihat jalan keluar berhadapan dengan berbagai kendala yang ada, dan bukan sebaliknya, membuat kita takut dan melarikan diri secara tidak bertanggung jawab.

B.    Perlu didukung Latihan
                  Latihan adalah kunci dari keberhasilan. Latihan disini bukan saja dari segi kuantitasnya tetapi juga dari segi motivasi yang menggerakkan setiap usaha yang kelihatan secara fisik.

C.    Perlu didukung Lingkungan
                  Lingkungan disini tentu dalam arti yang sangat luas, termasuk manusia, fasilitas, biaya dan kondisi sosial lainnya., yang turut berperan dalam usaha pengembangan bakat dan minat.

D.    Perlu memahami hambatan-hambatan pengembangan bakat dan cara mengatasinya.
Disini sekali lagi kita perlu mengidentifikasi dengan baik kendala-kendala yang ada, kita kategorikan mana yang mudah diatasi dan mana yang sulit. Kemudian mulai kita memikirkan jalan keluarnya (pada blog miss lolie).
Hal-hal yang perlu dicermati dalam mengembangkan minat dan bakat Remaja antara lain:

a)    Mengikuti minat teman
Usia remaja adalah masa perkembangan yang ditandai dengan solidaritas tinggi terhadap teman-teman sebayanya. Remaja yang kurang memahami siapa dirinya, memiliki kebutuhan yang besar untuk berada dan diakui dalam kelompoknya. Hal ini seringkali membuat remaja mengikuti minat temannya, memilih bidang yang sebenarnya kurang sesuai dengan bakat serta minat pribadinya. Untuk memilih bidang-bidang yang akan dikembangkannya, remaja perlu berdiskusi, mencari masukan dan bertukar pikiran dengan orang tuanya.

b)    Penelusuran minat & bakat secara dangkal
Memperhatikan kelebihan dan minat anak membutuhkan usaha yang serius dan berkesinambungan. Penelusuran dan penjajakan yang dangkal dapat menyesatkan, misalnya,
”Saya merasa bakat saya di bidang musik karena saya suka sekali mendengar musik”.
”Saya suka traveling dan kelihatannya menyenangkan menjadi pemandu wisata, bisa jalan-jalan makanya saya akan memilih sekolah pariwisata”, Alasan-alasan untuk memilih studi lanjutan sebagaimana contoh di atas tidak cukup kuat, dan membutuhkan penelusuran yang lebih jauh, baik untuk bidang studi yang akan dipilih maupun dari kemampuan, minat serta kepribadian remaja.

Dengan mengembangkan minat dan bakat serta memberikan bimbingan karir sejak dini, remaja akan semakin menyadari mengenai apa yang ia suka dan mampu lakukan, dan akan menjadi lebih jelas pendidikan atau pekerjaan apa yang mungkin akan ditekuninya disertai dengan pemahaman tentang kekuatan dan kelemahannya, sehingga ia bisa menentukan pilihan yang tepat dan menyiapkan diri untuk menggapai impiannya.
Bakat dan minat hanya dapat diketahui dari diri sendiri. Faktor yang mempengaruhi bakat dapat diperoleh dari faktor keturunan, belajar dan latihan. Bakat dan minat erat kaitannya, setelah mengetahui bakat yang ada pada diri tentunya kita juga harus meminatinya dengan cara mau berusaha untuk mempelajari bakat yang ada dalam diri kita. Minat seseorang mengenai suatu bidang bisa muncul dimulai karena tahu, kenal, dan kemudian merasa tertarik untuk mengetahui seluk beluk bidang tersebut secara lebih mendalam
Sumber
Sumber

#SIP Merancang Aplikasi Psikologi

SSCT (Sack’s Sentence Completion Test) SSCT (Sack’s Sentence Completion Test) merupakan salah satu alat test kepribadian berbentuk p...